Andrian Pratama, (NIM. 2061911044) (2024) Potensi Ekstrak Akar Bayam untuk Mempercepat Laju Moulting Kepiting Bakau (Scylla serrata) pada Budidaya Sistem Apartemen Resirkulasi. skripsi thesis, Universitas Bangka Belitung.
Text
HALAMAN DEPAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (489kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (509kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (891kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (614kB) |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (473kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (699kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Kepiting bakau (scylla serrata) merupakan salah satu jenis krustasea yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan. Satu inovasi adalah budidaya dengan sistem apartemen. Apartemen kepiting merupakan teknik budidaya dengan teknologi akuakultur vertikal untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kepiting sehingga dapat meningkatkan tingkat kehidupan kepiting. Salah satu produk yang dihasilkan dalam budidaya kepiting bakau adalah kepiting soka (soft carapace). Besarnya kendala dalam proses moulting ini sehingga diperlukan inovasi dengan penambahan hormon yang berasal dari bahan alami untuk mempercepat proses moulting. Salah satu hormon yang dapat mempercepat proses moulting adalah hormon ecdysteron. ). Hormon ecdysteron merupakan salah satu hormon steroid yang paling utama yang digunakan sebagai hormon moulting. Hormon ini dapat ditemukan pada berbagai tanaman seperti tanaman bayam, murbei, asparagus, krokot, dan paku-pakuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak akar bayam dalam mempercepat proses moulting pada kepiting bakau dengan sistem budidaya apartemen resirkulasi dan mengetahui pengaruh dosis terhadap lama waktu moulting. Waktu moulting tercepat terjadi pada perrlakuan 1 dengan dosis penyuntikan 150 ppm yaitu dengan nilai rata-rata 25,8 hari.perlakuan 2 berbeda dengan perlakuan 1 dan molting dengan nilai rata-rata 34,1 hari. Sedangkan pada perlakuan ke 3 mengalami moulting namun terdapan beberapa sampel tidak mengalami moulting pada 40 hari pemeliharaan dan moulting dengan nilai rata-rata 44,2 hari.
Item Type: | Thesis (skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kepiting Bakau (Scylla serrat), Moulting, Pemotongan Alami, Resirkulasi Apartemen, dan Ekstrak Bayam |
Subjects: | S Pertanian > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Divisions: | SKRIPSI > Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi > Akuakultur |
Depositing User: | Mrs Suci Rhomana Sari |
Date Deposited: | 01 Apr 2024 07:34 |
Last Modified: | 01 Apr 2024 07:34 |
URI: | https://repository.ubb.ac.id/id/eprint/8989 |
Actions (login required)
View Item |