Dimas Saputra, (NIM. 5021911040) (2023) Politik pengelolaan fee tambang inkonvensional di Desa Terentang III Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah. skripsi thesis, Universitas Bangka Belitung.
Text
HALAMAN DEPAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (225kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (327kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (157kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (367kB) |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (495kB) |
|
Text
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (208kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (263kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Bangka Belitung merupakan daerah penghasil timah dan menepatkan posisi sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia. Salah satu kabupaten penghasil timah di Bangka Belitung adalah Kabupaten Bangka Tengah. Dari 63 kelurahan/desa yang ada di Bangka Tengah terdapat satu desa yang mengelola fee tambang inkonvensional yakni Desa Terentang III. Menariknya, pengelolaan tersebut tidak didadasari dasar hukum dalam pengelolaanya, selain itu pengelolaan fee tambang inkonvensional tersebut di pungut oleh preman untuk memungut hasil fee tersebut. Studi ini mengkaji bagaimana pengelolaan fee tambang inkonvensional di Desa Terentang III. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan bagaimana politik pengelolaan fee lahan tambang timah di Desa Terentang III dengan melibatkan preman dan bagaimana distribusi pemanfaatan hasil fee tambang inkonvensional. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori strukturasi oleh Pierre Bourdieu. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sedangkan jenis dan sumber data yang digunakan ialah data primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini habitus pemerintahan desa adalah menjadi pengelola dan melayani masyarakat di Desa Terentang III. Sedangkan Gipeng dkk dan Penambang memiliki habitus (kebiasaan) yang sebagai individu yang sudah menambang sejak lama. Berdasarkan hal tersebut membuat Gipeng dkk berinisiatif untuk memungut fee tambang inkonvensional yang masuk dalam wilayah administrasi Desa Terentang III. Berdasarkan kebiasaan memungut fee yang dilakukan oleh Gipeng dkk tersebutlah terbentuklah habitus pengelolaan hasil fee tambang inkonvensional di Desa Terentang III. Arena dalam penelitian ini adalah Bemban yang menjadi ruang berlangsungnya pemungutan hasil fee tambang inkonvensional di Desa Terentang III. Dalam upaya pemungutan fee yang dilakukan oleh Gipeng dkk memiliki tiga modal politik yang digunakan untuk memungut hasil fee di wilayah Bemban. Ketiga modal tersebut yakni modal budaya berupa bahasa lokal, modal sosial berupa jaringan relasi serta kedekatan dengan pemerintahan desa, penambang, bos-bos lokal, serta memiliki komunikasi yang baik, dan modal simbolik berupa pengakuan dan melekatnya simbol preman pada Gipeng dkk. Distribusi pemanfaatan hasil fee tambang inkonvensional tersebut digunakan untuk pembangunan fisik dan non fisik di Desa Terentang III.
Item Type: | Thesis (skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tambang illegal; politik pengelolaan; fee |
Subjects: | J Ilmu Politik > JA Political science (General) |
Divisions: | SKRIPSI > Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Ilmu Politik |
Depositing User: | Darma - |
Date Deposited: | 04 Aug 2023 07:07 |
Last Modified: | 04 Aug 2023 07:07 |
URI: | https://repository.ubb.ac.id/id/eprint/7928 |
Actions (login required)
View Item |