Rizki Murtini, (NIM. 5011211052) (2016) Ikatan primordial dalam tradisi sembahyang bulan pada Etnis Tionghoa di Dusun Gedong Desa Lumut Belinyu. skripsi thesis, Universitas Bangka Belitung.
Preview |
Text
Halaman Depan.pdf Download (733kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB I.pdf Download (531kB) | Preview |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (488kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (541kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (618kB) |
|
Preview |
Text
BAB V.pdf Download (486kB) | Preview |
Text
Daftar Pustaka.pdf Restricted to Repository staff only Download (446kB) |
|
Preview |
Text
Lampiran.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini mengkaji tentang tradisi khas yang dimiliki oleh masyarakat Etnis Tionghoa di Dusun Gedong. Tradisi yang dimaksud adalah Tradisi Sembahyang Bulan. Ikatan sosial yang terbentuk berdasarkan etnis maupun agama mempunyai pengaruh besar dalam terlaksananya tradisi ini. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk ikatan primordial dalam tradisi tersebut serta untuk menganalisis berbagai alasan yang membuat Tradisi Sembayang Bulan pada Etnis Tionghoa di Dusun Gedong Desa Lumut Belinyu masih bertahan hingga sekarang. Teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini adalah teori dari Emile Durkheim dengan konsep the sacred dan pemahaman solidaritas sosial yang merupakan ikatan primordial yang dapat mempersatukan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan keadaan yang terjadi melalui data yang didapatkan. Data didapatkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan informan yang berjumlah 12 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terwujudnya Tradisi Sembahyang Bulan pada Etnis Tionghoa di Dusun Gedong Desa Lumut Belinyu dikarenakan tradisi ini disikapi oleh masyarakat yang didasarkan pada ikatan-ikatan kesamaan etnis, agama, asal-usul kedaerahan, maupun budaya yang kuat dalam kehidupan masyarakat lokal. Sehingga teridentifikasi bentuk ikatan primordial dalam tradisi tersebut, yaitu adanya primordialisme adat leluhur, primordialisme nilai-nilai, dan adanya primordialisme kedaerahan. Selain itu berdasarkan dari hasil penelitian, ada tiga alasan yang menyebabkan Tradisi Sembahyang Bulan hingga saat ini masih bertahan. Pertama,karena keharusan untuk melestarikan budaya warisan nenek moyang. Kedua, bahwa tradisi ini sebagai simbol wujud ibadah Etnis Tionghoa, dan yang ketiga adalah sebagai wujud rasa syukur atau terima kasih masyarakat kepada dewa yang dihormati.
Item Type: | Thesis (skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ikatan primordial, Eksistensi, Tradisi Sembahyang Bulan |
Subjects: | H Ilmu Sosial > HM Sosiologi |
Divisions: | SKRIPSI > Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Sosiologi |
Depositing User: | Users 15 not found. |
Date Deposited: | 18 Jul 2018 07:36 |
Last Modified: | 18 Jul 2018 07:36 |
URI: | https://repository.ubb.ac.id/id/eprint/764 |
Actions (login required)
View Item |