Andi Haris Hutapea, (NIM. 1011011009) (2015) Pengaruh variasi komposisi campuran limbah pabrik tahu, limbah kulit singkong dan kotoran sapi terhadap produksi biogas. skripsi thesis, Universitas Bangka Belitung.
Preview |
Text
Hlm depan.pdf Download (4MB) | Preview |
Preview |
Text
Bab_1.pdf Download (38kB) | Preview |
Text
Bab_2.pdf Restricted to Registered users only Download (343kB) |
|
Text
Bab_3.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
|
Text
Bab_4.pdf Restricted to Registered users only Download (96kB) |
|
Preview |
Text
Bab_5.pdf Download (31kB) | Preview |
Preview |
Text
Daftar pustaka.pdf Download (38kB) | Preview |
Text
Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (21MB) |
Abstract
Biogas merupakan salah satu bahan bakar alternatif, yang dihasilkan dari proses pemecahan bahan limbah organik dalam kondisi anaerobik. Limbah pabrik tahu dalam limbah kulit singkong bisa dimanfaatkan sebagai bahan isian digester untuk memproduksi biogas, karena pada limbah tersebut mengandung nutrisinutrisi dan kandungan-kandungan yang digunakan oleh bakteri anaerob untuk memproduksi biogas. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis berfikir untuk mencampurkan limbah cair pabrik tahu sebagai cairan dan limbah padat tahu, limbah kulit singkong, dan kotoran sapi sebagai padatan untuk pembentuk biogas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi komposisi yang terbaik dari bahan tersebut ditinjau dari beberapa pengujian. Pengujian yang dilakukan antara lain pengujian tekanan biogas, pengujian volume biogas, pengujian nyala api, dan perhitungan nilai kalor. Variasi yang digunakan antara padatan dan cairan adalah 2:1, 1:1, 3:1 1:2. Pengambilan data tekanan dan volume dilakukan setiap 1 (satu) hari sekali. Penelitian ini dilakukan selama 30 hari, menggunakan digester 30 liter dengan bahan isian sebanyak 80% dan ruang hampa 20%. Data hasil penelitian, disajikan dalam bentuk tabel dan grafik hasil penelitian menunjukan bahwa efektifitas pembentukan biogas ditentukan oleh bahan dan konsentrasi bahan isian. Penggunaan cairan limbah cair tahu yang lebih banyak dari padatan dengan perbandingan 1:2 menghasilkan tekanan biogas dan volume biogas mengandung gas metan yang paling tertinggi dibanding dengan variasi lain. Selain itu waktu terbentuk gas metan juga lebih cepat dibandingkan dengan variasi lainnya. Nyala api yang dihasilkan pun berwarna biru, namun nyala api tidak terlihat. Hal ini dikarenakan kadar gas metan yang tertampung di dalam digester masih rendah. Pada umumnya biogas yang dihasilkan dari pencernaan anaerobik menghasilkan kadar metan sebesar 55%-75%. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor antara lain;kandungan lignin (zat kayu) yang terdapat pada kulit singkong sulit terdegradasi, sehingga membutuhkan tahap yang sangat lama pada tahap hidrolisis. Selain itu, faktor pH yang terlalu asam juga menghambat laju pembentukan bakteri pembentuk gas metan. Dalam kondisi pH yang terlalu asam, laju pertumbuhan bakteri metanogen akan terhambat atau terhenti. pH 6,5-7 merupakan pH optimal untuk kondisi lingkungan bakteri metan, pH dibawah 6,5 laju pertumbuhan gas metan akan menurun, dan pH dibawah 5 laju pertumbuhan bakteri metan akan terhenti.
Item Type: | Thesis (skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Biogas, Limbah Tahu, Limbah kulit singkong, Kotoran sapi, Lignin |
Subjects: | T Teknologi > TJ Teknik Mesin dan Permesinan |
Divisions: | SKRIPSI > Fakultas Teknik > Teknik Mesin |
Depositing User: | UPT Perpustakaan UBB |
Date Deposited: | 28 Nov 2017 07:20 |
Last Modified: | 04 Dec 2017 01:31 |
URI: | https://repository.ubb.ac.id/id/eprint/51 |
Actions (login required)
View Item |