Batas-batas identitas pada perkawinan beda etnis antara Flores dan Tionghoa di Desa Trubus Kabupaten Bangka Tengah

Esy Dwi Aprilia, (NIM. 5021611020) (2021) Batas-batas identitas pada perkawinan beda etnis antara Flores dan Tionghoa di Desa Trubus Kabupaten Bangka Tengah. skripsi thesis, Universitas Bangka Belitung.

[thumbnail of HALAMAN DEPAN.pdf] Text
HALAMAN DEPAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (976kB)
[thumbnail of BAB I.pdf] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (619kB)
[thumbnail of BAB II.pdf] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (548kB)
[thumbnail of BAB III.pdf] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (541kB)
[thumbnail of BAB IV.pdf] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (515kB)
[thumbnail of BAB V.pdf] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (783kB)
[thumbnail of BAB VI.pdf] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (516kB)
[thumbnail of DAFTAR PUSTAKA.pdf] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (511kB)
[thumbnail of LAMPIRAN.pdf] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Etnis Tionghoa yang merupakan warga Desa Trubus adalah masyarakat majemuk yang terbuka terhadap etnis lain seperti etnis Flores yang memiliki latar belakang etnis, agama, bahasa dan budaya serta ciri-ciri fisik yang berbeda, sehingga muncul perkawinan beda etnis seperti antara Flores dan Tionghoa. Perkawinan beda etnis secara umum cenderung menimbulkan batas-batas identitas dan tidak jarang pula mampu dilebur diantara keduanya. Untuk menentukan sejauh mana batas-batas identitas terbangun dapat dilihat melalui politik dominasi keluarga.
Penelitian ini menggunakan teori multikulturalisme dari Bikhu Parekh yang menjelaskan bahwa terdapat tiga wawasan sentral dalam konsep multikulturalisme yaitu multikulturalisme sempit, statis dan aksionis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang data primernya didapatkan dari wawancara tidak terpimpin dengan informan. Kriteria informan dalam penelitian ini adalah Tujuh pasangan beda etnis antara Flores dan Tionghoa, anak-anak dari pasangan beda etnis, Mereka yang memiliki keterkaitan dengan objek yang sedang diteliti, yaitu anggota ikatan Flobamora, Sekretaris Desa dan Pegawai Kantor Desa Trubus. Hasil menunjukkan bahwa terdapat dominasi identitas oleh etnis Flores terhadap etnis Tionghoa, dimana etnis Tionghoa sering mengikuti kegiatan ibadah etnis Flores sehingga etnis Tionghoa yang sebelumnya memeluk agama Konghucu memilih pindah ke agama Kristen Katolik. Untuk bahasa didominasi oleh etnis Tionghoa yakni bahasa Bangka. Dalam perkawinan beda etnis baik etnis Flores maupun Tionghoa menggunakan bahasa Bangka baik sebelum maupun setelah menikah. Jadi, batas-batas identitas yang terbangun adalah agama dan bahasa yang terjadi secara alamiah. Perbedaan identitas adat-istiadat diatasi melalui nilai-nilai positif yang terdapat pada suatu budaya. Serta, partisipasi lembaga masyarakat berdasarkan keinginan sendiri, sehingga adat-istiadat dan partisipasi lembaga masyarakat dianggap sebagai identitas yang melebur.

Item Type: Thesis (skripsi)
Uncontrolled Keywords: Identitas, perkawinan beda etnis, Flores dan Tionghoa
Subjects: H Ilmu Sosial > HQ Keluarga. Pernikahan. Perempuan
J Ilmu Politik > JA Political science (General)
Divisions: SKRIPSI > Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Ilmu Politik
Depositing User: Darma -
Date Deposited: 28 Apr 2021 01:48
Last Modified: 28 Apr 2021 01:48
URI: https://repository.ubb.ac.id/id/eprint/4365

Actions (login required)

View Item View Item