Denny Syaputra, S.Pi.,M.Si., - and Eva Prasetiyono, S.Pi., M.Si., - (2017) Kadar formalin pada keripik telur cumi (Keritcu) untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan. Project Report. Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung.
Text
laporan_akhir_DENNY_SYAPUTRA_S_Pi__M_Si.pdf Restricted to Registered users only Download (748kB) |
Abstract
Trimetilamina N-oksida (TMAO) diketahui dapat terurai menjadi formaldehid (H2CO) dalam produk berbasis ikan seperti kerupuk cumi atau keritcu selama penggorengan pada suhu tinggi. Dosis referensi oral yang disarankan oleh US Environmental Protection Agency (EPA) adalah 0,2 mg formaldehid per kg berat badan per hari. Batas aman kadar timbal dalam darah yaitu kurang dari 5 µg per dL darah untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi kognitif, tingkat kecerdasan, dan prestasi akademik. Kami memeriksa kandungan total formaldehida, timbal dan analisis proksimat kerupuk telur cumi dalam dua produk keritcu yang berbeda yang sudah bersertifikat halal di Pangkalpinang. Dua produk keritcu bersertifikat halal dipilih oleh 77 siswa SMP (rata-rata berat badan 33,94 kg), dan
95 siswa SMA (51,65 kg) di kota Pangkalpinang yang berpartisipasi dalam suatu uji organoleptik. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) dilakukan terhadap dua produk keritcu di kota Pangkalpinang tersebut untuk memeriksa formaldehida totalnya. Metode Spektrometer ICP-OES dilakukan untuk memeriksa kandungan timbal (Pb) dari dua produk keritcu yang berbeda. Metode SNI 01-2891-1992 dilakukan untuk analisis proksimat. Tidak ada kandungan formalin yang terdeteksi di kedua produk keritcu bersertifikat halal yang diuji hingga pada batas deteksi 1,31 mg kg-
1, dan tidak ada kandungan timbal yang terdeteksi pada batas deteksi 0,24 mg kg-1. Keritcu
mengandung air 2,38-2,96%, abu 2,71-3,28%, protein 5,7-6,11%, lipid total 24,39-27,29%, dan karbohidrat 61,34-63, 84%. Data kami menunjukkan bahwa kedua produk keritcu ini aman untuk dikonsumsi oleh siswa sekolah menengah pertama (rata-rata berat badan adalah 33,94 kg) untuk konsumsi tidak lebih dari 500 g keritcu per hari, dan tidak lebih dari 900 g keritcu per hari untuk siswa SMA (bobot badan rata rata adalah 51,65 kg). Kandungan timbal dalam kedua produk keritcu ini kurang dari 0,24 mg kg-1 sehingga produk keritcu tersebuti aman untuk dikonsumsi.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Subjects: | Q Sains > Q Science (General) |
Divisions: | LAPORAN PENELITIAN DOSEN |
Depositing User: | Mr Arja Kusuma |
Date Deposited: | 28 Nov 2018 08:15 |
Last Modified: | 28 Nov 2018 08:15 |
URI: | https://repository.ubb.ac.id/id/eprint/1757 |
Actions (login required)
View Item |