Makna simbolik dalam tradisi Muang Jong di Desa Juru Seberang Kabupaten Belitung

Rio Saputra, (NIM. 5012111077) (2025) Makna simbolik dalam tradisi Muang Jong di Desa Juru Seberang Kabupaten Belitung. Other thesis, Universitas Bangka Belitung.

[thumbnail of HALAMAN DEPAN.pdf] Text
HALAMAN DEPAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[thumbnail of BAB I.pdf] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (670kB)
[thumbnail of BAB II.pdf] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (700kB)
[thumbnail of BAB III.pdf] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (679kB)
[thumbnail of BAB IV.pdf] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (868kB)
[thumbnail of BAB V.pdf] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (947kB)
[thumbnail of BAB VI.pdf] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (618kB)
[thumbnail of DAFTAR PUSTAKA.pdf] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (635kB)
[thumbnail of LAMPIRAN.pdf] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini menganalisis terkait Makna simbolik dalam tradisi Muang Jong di Desa Juru Seberang Kabupaten Belitung. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1). Untuk mendeskripsikan makna simbolik dalam tradisi Muang Jong serta bagaimana tradisi tersebut berperan dalam mempertahankan identitas diri suku Sawang. Penelitian ini menggunakan teori Interaksionisme Simbolik yang dikemukakan oleh Herbert Blumer sebagai pisau analisis penelitian. Metode Penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan Interpretatif. Sumber data yang digunakan yakin sumber data primer dan data sekunder. Teknik penentuan informan menggunakan Random sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Terdapat beberapa penguatan identitas asli suku sawang yang dicerminkan dengan nilai-nilai sosial yang bertahan dalam tradisi Muang Jong seperti gotong royong, partisipasi generasi muda dan generasi tua, serta adanya kegiatan saling mengundang antar Suku Sawang dari luar daerah yang mempererat solidaritas mereka. Namun, di tengah semangat pelestarian tersebut, muncul kekhawatiran dari generasi tua mengenai pudarnya penggunaan bahasa asli suku sawang oleh generasi muda. Bagi para sesepuh, bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga simbol identitas dan keberadaan budaya mereka. 2). Muang Jong mengandung makna simbolik yang merefleksikan hubungan masyarakat dengan laut. Jong (replika kapal) disimbolkan sebagai rumah para nelayan, sementara prosesi pelarungan jong mencerminkan harapan dan pertukaran rezeki. Simbol sesajen seperti ayam, rokok, kaleng berisi kayu, replika orang-orangan, hingga ancak (replika rumah) memiliki makna simbolik tersendiri yang berkaitan dengan alam gaib. 3). Proses individu dalam memahami makna simbol terbentuk dari proses interpretasi individu, generasi sebelumnya lebih memandang tradisi ini sebagai ritual sakral. Sementara itu, generasi muda melihat tradisi ini sebagai identitas budaya mereka yang diwariskan dari nenek moyang. 4). Premis interaksionisme simbolik dari Herbert Blumer terbagi menjadi tiga yaitu tindakan manusia selalu didasarkan pada makna, Premis kedua menjelaskan mengenai makna muncul dari interaksi sosial dengan orang lain, dengan artian makna diciptakan melalui interaksi sosial yang berlangsung secara turun-temurun dan, Premis ketiga menjelaskan mengenai makna selalu dimodifikasi melalui proses interpretasi individu ketika berhadap dengan sesuatu.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Muang Jong; Makna simbolik; Suku Sawang; Identitas budaya
Subjects: H Ilmu Sosial > HM Sosiologi
Divisions: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK > SOSIOLOGI > SKRIPSI
Depositing User: Darma -
Date Deposited: 10 Dec 2025 02:45
Last Modified: 10 Dec 2025 02:45
URI: https://repository.ubb.ac.id/id/eprint/12621

Actions (login required)

View Item View Item