Muhammad Hugen, (NIM. 5012111011) (2025) Konstruksi budaya terhadap anak putus sekolah di masyarakat Pesisir Desa Baru, Belitung Timur. Other thesis, Universitas Bangka Belitung.
![]() |
Text
HALAMAN DEPAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (607kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (629kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (622kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (682kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (769kB) |
![]() |
Text
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (533kB) |
Preview |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (485kB) | Preview |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Fenomena anak putus sekolah masih menjadi isu serius dalam pembangunan pendidikan nasional, khususnya di wilayah pesisir yang kerap terpinggirkan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka anak putus sekolah di Desa Baru, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, yang mencerminkan adanya ketimpangan struktural dan ketidaksesuaian antara sistem pendidikan formal dengan konteks lokal masyarakat pesisir. Persoalan utama yang ditelaah dalam penelitian ini bukan semata-mata faktor ekonomi, melainkan bagaimana konstruksi budaya membentuk persepsi dan pilihan anak-anak terhadap pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses terbentuknya konstruksi budaya yang mendorong anak-anak pesisir untuk meninggalkan sekolah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus intrinsik, data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi terhadap 29 informan yang terdiri dari anak putus sekolah, orang tua, tokoh adat, serta masyarakat nelayan. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, yang menekankan tiga mekanisme dialektika sosial: eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas masyarakat seperti melaut menggunakan perahu kater dan prosesi “ngambat” berperan sebagai media eksternalisasi nilai pragmatis: kerja fisik dianggap lebih menjanjikan ketimbang pendidikan. Objektivasi terjadi ketika nilai ini dilembagakan melalui narasi kolektif seperti “pendidikan tidak menjamin kehidupan”, yang disampaikan oleh orang tua dan tokoh masyarakat. Sementara itu, internalisasi berlangsung ketika anak-anak mengadopsi nilai tersebut secara sadar dan meyakininya sebagai kebenaran pribadi, yang kemudian diperkuat melalui jaringan teman sebaya. Temuan menarik lainnya adalah bahwa laut diposisikan sebagai “ruang hidup” yang menggantikan peran sekolah formal.Penelitian ini menyimpulkan bahwa anak putus sekolah merupakan produk dari konstruksi budaya yang sistematis. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan harus berbasis rekonstruksi nilai melalui forum adat, pendidikan kontekstual, dan kebijakan pendidikan berbasis wilayah pesisir. Secara teoretis, penelitian ini memperluas penerapan sosiologi pengetahuan Berger-Luckmann dalam memahami relasi antara budaya lokal dan sistem pendidikan formal.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Anak Putus Sekolah; Budaya Pesisir; Konstruksi Sosial |
Subjects: | H Ilmu Sosial > HM Sosiologi |
Divisions: | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK > SOSIOLOGI > SKRIPSI |
Depositing User: | Darma - |
Date Deposited: | 09 Sep 2025 04:30 |
Last Modified: | 09 Sep 2025 04:30 |
URI: | https://repository.ubb.ac.id/id/eprint/12453 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |