Emelia Dwinta, (NIM. 5012111033) (2025) Korean wave dan fenomena fetisisme komoditi di media sosial (studi pada aktivitas jual beli kebaya labelling Korea di tiktok). Other thesis, Universitas Bangka Belitung.
|
Text
HALAMAN DEPAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (882kB) |
|
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (727kB) |
|
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (663kB) |
|
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (924kB) |
|
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
|
Text
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (630kB) |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (724kB) |
|
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) |
Abstract
Penelitian ini menganalisis terkait Korean Wave dan fetisisme komoditi di media sosial studi pada aktivitas jual beli kebaya labelling Korea di TikTok. Adapun pertanyaan dalam penelitian ini yaitu bagaimana wujud fetisisme komoditi dalam aktivitas jual beli kebaya labelling Korea di TikTok serta bagaimana proses penggemar Korean Wave yang membeli kebaya labelling Korea menjadi masyarakat penikmat kebutuhan palsu. Analisis Teori yang digunakan untuk menJawab pertanyaan penelitian yakni teori kebutuhan palsu yang dikemukakan Herbert Marcuse sebagai pisau analisis penelitian. Metode penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan netnografi. Sumber data yang digunakan yakni data primer dan data sekunder. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling yang sesuai dengan kriteria tertentu yaitu: 1). Informan penggemar Korean Wave dengan rentan usia 15-25 tahun. 2). Informan penggemar yang membeli produk kebaya Korea di 2 toko online TikTok Surau kebaya, dan Kebaya KNF. 3). Informan yang menjual kebaya labelling Korea dengan penjualan terlaris di aplikasi TikTok yakni Surau kebaya dan juga kebaya KNF. Hasil penelitian menunjukan bahwa fenomena jual beli kebaya dengan pelabelan “Korea” di TikTok mencerminkan penetrasi korean wave dalam ranah budaya lokal. Kebaya yang diberi sentuhan gaya Korea diposisikan sebagai simbol modernitas, keanggunan, dan status sosial, sehingga membentuk citra komoditas yang tidak hanya bernilai fungsi tetapi juga nilai simbolik. Melalui perspektif fetisisme komoditi, ditemukan bahwa konsumen cenderung mengaitkan kebaya labeling Korea dengan gaya hidup ideal yang dikonstruksi media, sehingga terjadi pergeseran makna dari fungsi pakaian tradisional menjadi representasi identitas dan gengsi. Praktik ini juga menunjukkan adanya kesadaran palsu, di mana konsumen memandang produk tersebut sebagai kebutuhan, padahal merupakan hasil konstruksi kapitalisme budaya. Media sosial, khususnya TikTok, berperan signifikan sebagai medium promosi yang memperkuat narasi estetika dan citra produk, sehingga mendorong perilaku konsumtif berbentuk kebutuhan palsu yang dipengaruhi tren global.
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Korean Wave; kebaya labelling Korea; TikTok; Fetisisme Komoditi; Kebutuhan Pals |
| Subjects: | H Ilmu Sosial > H Ilmu Sosial (Umum) |
| Divisions: | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK > SOSIOLOGI > SKRIPSI |
| Depositing User: | Darma - |
| Date Deposited: | 19 Nov 2025 02:24 |
| Last Modified: | 19 Nov 2025 02:24 |
| URI: | https://repository.ubb.ac.id/id/eprint/12440 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
