Modal simbolik tradisi nganggung sebagai bentuk peneguhan identitas budaya melayu Bangka di Kota Pangkalpinang

Farah Andieni, (NIM. 5011811028) (2024) Modal simbolik tradisi nganggung sebagai bentuk peneguhan identitas budaya melayu Bangka di Kota Pangkalpinang. skripsi thesis, Universitas Bangka Belitung.

[img] Text
HALAMAN DEPAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (36MB) | Request a copy
[img] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (280kB) | Request a copy
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (411kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (237kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (299kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (429kB) | Request a copy
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (124kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (197kB) | Request a copy
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (238kB) | Request a copy

Abstract

Tradisi nganggung merupakan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat melayu Bangka Belitung. Praktik tradisi ini telah dilakukan sejak turun temurun, khusus masyarakat Kota Pangkalpinang. Dalam tradisi nganggung memuat dua nilai yaitu nilai simbolik tudung saji dan dulang sebagai representasi nilai masyarakat melayu Bangka dan nilai spiritualitas sebagai representasi nilainilai agama Islam. Permasalahan yang muncul adalah lemahnya nilai simboilik, namun masih kuatnya nilai spiritualitasnya. Lemahnya nilai simbolik ini merupakan salah satu fokus pada penelitian ini, yaitu masyarakat ada yang menggunakan wadah selain tudung saji dan dulang, yaitu rantang atau kotak nasi dalam perayaan tradisi nganggung. Bourdieu menjelaskan dalam ranah masyarakat terdapat kontestasi wacana dominan, dalam penelitian ini wacana dominan adalah identitas melayu Bangka dalam praktik nganggung yang dinilai dari tudung saji dan dulang. Teori kuasa simbolik menggunakan konsep habitus, arena, dan modal untuk menjelaskan strategi wacana yang berkembang dalam masyarakat, wacana yang dominan disebut sebagai doxa. Kontestasi wacana dominan membentuk dua wacana yaitu heterodoxa dan orthodoxa. Metode penelitian digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Peneliti melakukan pengumpulan data melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan penelitian ini sebanyak 6 (enam) Hasil penelitian ini menunjukkan fenomena perbedaan tradisi nganggung dengan penggunaan rantang atau kotak nasi disebabkan lemahnya kesadaran individu dan perkembangan zaman, selain itu ada faktor kelompok sosial antara generasi tua dan muda. Peneliti menemukan bahwa pada arena upacara tradisi nganggung antara pemerintah dan masjid atau surau, ada perbedaan kesadaran masyarakat mempraktikkan tudung saji dan dulang, pada acara pemerintah lebih kuat, sedangkan masjid atau surau sebaliknya. Hal ini menyebabkan terjadinya kontestasi wacana dominan terhadap tradisi nganggung. Melalui wacana peneguhan identitas melayu Bangka dalam tradisi nganggung dapat memperkuat peran pemerintah dan tokoh masjid untuk mengontrol tradisi nganggung, sekaligus melakukan sosialisasi wacana yang terkandung dalam tudung saji dan dulang sebagai identitas masyarakat melayu Bangka.

Item Type: Thesis (skripsi)
Uncontrolled Keywords: Kuasa simbolik; tradisi nganggung; melayu Bangka; dulang; tudung saji
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: SKRIPSI > Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Sosiologi
Depositing User: Darma -
Date Deposited: 27 May 2024 04:31
Last Modified: 27 May 2024 04:31
URI: http://repository.ubb.ac.id/id/eprint/9053

Actions (login required)

View Item View Item