Anatomi Bangka Belitung

Dr. Eddy Nurtjahya, M.Sc., - (2021) Anatomi Bangka Belitung. In: UBB dan Keunggulan Peradaban. Universitas Bangka Belitung, Bangka. ISBN 978-979-1373-70-8

[img] Text (HASIL UJI SIMILARITY)
HASIL UJI SIMILARITY.pdf

Download (2MB)
[img] Text (HASIL PENILAIAN PEER REVIEWER)
HASIL PENILAIAN PEER REVIEWER.pdf

Download (515kB)

Abstract

Kepulauan Bangka dan Belitung berada di The Southeast Asia Tin Belt yang membentang dari Myamar. Penambangan timah, yang pernah terkenal dengan merek Banka Tin di jaman kolonial, memberikan kesejahteraan ke berbagai lapisan masyarakat dan mendorong perekonomian daerah. Lada yang diperkenalkan pada akhir tahun 1860-an, mencapai puncak kejayaan pada tahun 1931 dengan merek dagang Muntok White Pepper. Penambangan timah di laut dimulai sejak 1815 di Teluk Klabat, Kabupaten Bangka dan kapal keruk dioperasikan pertama kali di Belitung 1920. Selain dampak positif di bidang ekonomi, penambangan timah berpotensi terjadinya konflik sosial, menurunkan tangkapan ikan, dan masalah agraria. Penambangan timah mengubah bentang alam, menurunkan biodiversitas. Pulau Bangka berkembang menjadi pulau strategis sejak abad ke-7 dan tercatat pada prasasti Kota Kapur 686 M. Namun, sebelum masa timah, Pulau Bangka tidak menarik secara ekonomi. Berbagai kerajaan pernah menguasai Bangka: Majapahit (1293-1520), Johor-Minangkabau (awal 1600-an), Kesultanan Banten, dan Kesultanan Palembang (pertengahan 1600-an). Sultan Najamuddin menyerahkan Bangka Belitung kepada Inggris (1812 – 1816). Karena cadangan timah dan posisi geografis yang strategis untuk armada laut, Raffles menamai Pulau Bangka sebagai Duke of York. Perkembangan penduduk di Bangka berawal di Bangka Kota, sementara Mentok dan Toboali sebagai kota pelabuhan. Orang laut atau suku Sekak menempati pantai Pulau Mendanau dan pantai sekitar Manggar di Belitung. Di masa Kesultanan Palembang, masyarakat Melayu dari Minangkabau dan Riau masuk Bangka, di samping masyarakat dari Pontianak dan Jawa. Awal abad 18 hingga awal abad 20, ribuan pekerja tambang dari Cina masuk ke Bangka dan Belitung. Belanda menjaga keterpisahan lokasi pemukiman antara etnik Cina dan penduduk lokal. Terutama karena penambangan timah, populasi di Kepulauan Bangka dan Belitung mengalami peningkatan, pada tahun 1829 adalah 30.146 jiwa, tahun 1920 tercatat 168.217 jiwa. Peningkatan kemakmuran rakyat diikuti dengan peningkatan pendidikan, dan kebutuhan guru didatangkan dari luar Bangka.

Item Type: Book Section
Uncontrolled Keywords: Bangka Belitung;
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General)
Divisions: BUKU
Depositing User: UPT Perpustakaan UBB
Date Deposited: 13 Apr 2023 07:02
Last Modified: 17 Apr 2023 01:16
URI: http://repository.ubb.ac.id/id/eprint/7359

Actions (login required)

View Item View Item