Fenomena gelandangan--engemis (gepeng) di kota Pangkalpinang

Revira Maryolinda, (NIM. 5011611038) (2021) Fenomena gelandangan--engemis (gepeng) di kota Pangkalpinang. skripsi thesis, Universitas Bangka Belitung.

[img] Text
HALAMAN DEPAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (492kB) | Request a copy
[img] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (153kB) | Request a copy
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (228kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (80kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (255kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (306kB) | Request a copy
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (63kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (129kB) | Request a copy
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (119kB) | Request a copy

Abstract

Gelandangan dan pengemis merupakan salah satu fenomena sosial yang marak mendapatkan perhatian dari media maupun masyarakat kota Pangkalpinang. Masalah sosial ini sering di siarkan di berbagai media yang mengisyaratkan mulai munculnya gelandangan dan pengemis di daerah Kota Pangkalpinang. Para gepeng di Kota Pangkalpinang ini sendiri kerap terlihat di tempat-tempat umum, di perempatan jalan raya hingga di jalanan kota yang merupakan jalanan umum yang digunakan masyarakat Kota Pangkalpinang. Hampir setiap hari mereka beroperasi di tengah keramaian kota untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bedasarkan hasil observasi awal peneliti mengenai permasalahan gelandangan dan pengemis di Kota Pangkalpinang, permasalahan ini berkaitan erat dengan maraknya proses urbanisasi di Kota Pangkalpinang sendiri. Teori yang digunakan untuk menganlisis permasalahan dalam penelitian ini adalah perspektif sosiologi perkotaan dengan teori subkultur dari Claude Fischer dikaji dari faktor yang melatarbelakangi dan terbentuknya subkultur baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik sampling menggunakan snowball sampling dan diperoleh Informan dalam penelitian ini adalah 15 orang yang terdiri dari 10 orang gelandangan dan pengemis Kota Pangkalpinang, 2 orang Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pangkalpinang dan 3 orang Masyarakat sekitaran Kota Pangkalpinang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian berasal dari data primer dan sekunder. Lebih jauh penelitian ini dianalisis melalui 3 tahap yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari lapangan bahwa faktor yang melatarbelakangi munculya gelandangan-pengemis di Kota Pangkalpinang mencakup dua hal yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disini merupakan faktor yang dikarenakan berasal dari diri para gepeng seperti cacat fisik, penyakit bawaan, dan usia lanjut. Kedua, faktor eksternal yang menyebabkan seseorang memilih hidup sebagai gepeng dapat berupa tekanan ekonomi, keterbatasan pendidikan, minim keterampilan, lingkungan. Permasalahan yang muncul akibat maraknya gepeng di Kota Pangkalpinang ialah masalah lingkungan, masalah kependudukan, masalah kriminalitas. Pertama, Masalah lingkungan dapat dijelaskan bahwa keberadaan gepeng merusak tata kota. Kedua, Masalah kependudukan dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari mereka tidak mempunyai kartu indetitas dari (RT/RW) setempat. Ketiga, masalah kriminalitas.

Item Type: Thesis (skripsi)
Uncontrolled Keywords: Gelandangan; pengemis; gepeng; subkultur
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: SKRIPSI > Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Sosiologi
Depositing User: Darma -
Date Deposited: 07 Jun 2022 07:11
Last Modified: 07 Jun 2022 07:11
URI: http://repository.ubb.ac.id/id/eprint/4890

Actions (login required)

View Item View Item